Sinopsis Tegak Lurus dengan Langit
Judul : Tegak Lurus dengan Langit (kumpulan cerita pendek)
Penulis : Iwan Simatupang
Penerbit : Sinar Harapan
Penerbit : Sinar Harapan
Thn Terbit : 1982
Cerpen-cerpen Iwan Simatupang dalam Tegak Lurus dengan Langit dikumpulkan Dami N. Toda, dan sejak awal telah menunjukan penjelajahan yang berhasil dalam mengedepankan pergulatan eksistensial manusia yang kehidupan psikologisnya problematis.
Karakter (tokoh) dalam cerpen-cerpen Iwan Simatupang sangat “khas”. karakter-karakter nya asing , “hilang”, misterius. Karakter-karakter –karakter itu dalam kehidupan sehari-hari sangat mungkin kita kenal sebagai tetangga atau sahabat kita yang biasa-biasa saja namun secara sosial mungkin dianggap aneh karena pikiran dan tingkah lakunya.
Iwan menghasilkan karakter dengan pemikiran yang mengesankan dalam “Lebih Hitam dari Hitam”. Karakternya hidup dalam dunia yang asing, yang menyebal dari segala ukuran logika. Aku yang disiksa perasaan hampa dalam cerpen itu adalah pasien rumah sakit jiwa. Suatu ketika ia terlibat konflik dengan sesama pasien. Secara tak sengaja konflik itu melahirkan kembali perasaan kasih sayang dalam hatinya yang dilukiskan Iwan dengan lyric-cry (meminjam istilah Frank O. Connor)
“Tunggu Aku di Pojok Jalan Itu” dan “Tegak Lurus dengan Langit” adalah dua dari sedikit cerpen Iwan Simatupang yang paling berhasil menggugah kita untuk berpikir kembali tentang kesadaran manusia. Bagaimana manusia sebagai individu atau sebagai aku, menempatkan dirinya dalam hubungannya dengan orang lain, Tuhan, dan dengan segala sesuatu di luar dirinya.
Cerita tentang bunuh diri misalnya terdapat dalam 'Kereta Api Lewat di Jauhan', 'Tegak Lurus Dengan Langit' , ' Tak Semua Punya Jawab', dan 'Dari Tepi Langit Yang Satu Ke Tepi Langit Yang Lain'. Cerita tentang orang 'sakit' dapat ditemukan misalnya dalam 'Lebih Hitam Dari Hitam'. Selebihnya adalah cerita-cerita yang biasa tetapi luar biasa yang dikemas dengan bahasa yang realis dan metaforis.
Secara estetika maupun tematik cerpen-cerpen Iwan Simatupang dapat dikatakan bagus.
Karakter (tokoh) dalam cerpen-cerpen Iwan Simatupang sangat “khas”. karakter-karakter nya asing , “hilang”, misterius. Karakter-karakter –karakter itu dalam kehidupan sehari-hari sangat mungkin kita kenal sebagai tetangga atau sahabat kita yang biasa-biasa saja namun secara sosial mungkin dianggap aneh karena pikiran dan tingkah lakunya.
Iwan menghasilkan karakter dengan pemikiran yang mengesankan dalam “Lebih Hitam dari Hitam”. Karakternya hidup dalam dunia yang asing, yang menyebal dari segala ukuran logika. Aku yang disiksa perasaan hampa dalam cerpen itu adalah pasien rumah sakit jiwa. Suatu ketika ia terlibat konflik dengan sesama pasien. Secara tak sengaja konflik itu melahirkan kembali perasaan kasih sayang dalam hatinya yang dilukiskan Iwan dengan lyric-cry (meminjam istilah Frank O. Connor)
“Tunggu Aku di Pojok Jalan Itu” dan “Tegak Lurus dengan Langit” adalah dua dari sedikit cerpen Iwan Simatupang yang paling berhasil menggugah kita untuk berpikir kembali tentang kesadaran manusia. Bagaimana manusia sebagai individu atau sebagai aku, menempatkan dirinya dalam hubungannya dengan orang lain, Tuhan, dan dengan segala sesuatu di luar dirinya.
Cerita tentang bunuh diri misalnya terdapat dalam 'Kereta Api Lewat di Jauhan', 'Tegak Lurus Dengan Langit' , ' Tak Semua Punya Jawab', dan 'Dari Tepi Langit Yang Satu Ke Tepi Langit Yang Lain'. Cerita tentang orang 'sakit' dapat ditemukan misalnya dalam 'Lebih Hitam Dari Hitam'. Selebihnya adalah cerita-cerita yang biasa tetapi luar biasa yang dikemas dengan bahasa yang realis dan metaforis.
Secara estetika maupun tematik cerpen-cerpen Iwan Simatupang dapat dikatakan bagus.
0 comments: