Di Simpang Jalan
Pengarang : Ras
Siregar
Penerbit :
Pustaka Karya Grafika Utama
Tahun : 1988
Bahrum memiliki lima orang anak. Berbeda dengan Bahrum,
Anita belum dikaruniai anak sama sekali, hal itu membuanya merasa tidak bahagia
dalam perkawinannya dengan Rahman. Pernikahannya dengan Rahman memang tidak
didasari oleh rasa saling cinta, melainkan karena kehendak orang tua yang masih
ada hubungan saudara.
Rahman sendiri berasal dari keluarga mampu. Ayahnya punya
perusahaan kopi. Rahman merupakan tamatan SMA yang bekerja di P dan K Jakarta.
Anita merupakan tamatan perguruan tinggi dan bekerja di perusahan swasta. Ia
menduduku jabatan personalia.
Bahrum dan Anita sering bercerita keluh kesah. Bagi Anita,
Bahrum adalah orang yang menyenandkan. Hal itu merupakan sesuatu hal yang tidak
ia dapat dari sang suami.
Setelah ayahanda Rahman meninggal terjadilah pertengkaran.
Pertengkaran itu terjadi karena Anita tidak datang pada malam ketujuh mertuanya
meninggal. Hal itu dikarenakan ia tidak peduli lagi dengan mertuannya. Saat
ditanya ia menjawab santai bahwa sedang nonton bersama teman-temannya.
Mendengar jawaban itu sang suami marah besar dan menampar Anita. Akhirnya Anita
minta diceraikan.
Anita dan Rahman berpisah. Anita menyewa sebuah rumah
pondokan. Di sana ada lima wanita penyewa termasuk Anita. Tini, salah satu dari
lima wanita itu sangat doyan berkencan dengan lelaki berduit. Anita bahkan
pernah diajaknya. Rahman pernah mengunjungi anita di rumah pondokan itu dan
memintannya pulang ke rumah, namun hal itu ditolak Anita.
Suatu ketika mertua Bahrum sakit. Istrinya harus pulang ke
kampung halamannya untuk menjenguk orang tuannya. Bahrum tidak ikut. Ia memilih
menjaga kelima anaknya. Selain itu, ia juga ingin melihat Anita.
Saat itu Anita mengambil cuti dari pekerjaannya. Tidak
menyia-nyiakan kesempatan, Bahrum mengajak Anita jalan-jalan. Mereka saling
melepaskan perasaan masing-masing.
Suatu malam Anita sempat hendak diperkosa oleh Yanto. Yang
tinggal di pondokannya. Ia melawan sekuat tenaga dan berhasil kabur. Ia
kemudian pergi ke rumah Bahrum. Meskipun kaget, setelah mendengar keterangan
dari Anita, Bahrum mengusulkan agar Anita tinggal di rumahnya. Anita merasa
senang dapat mengenal anak-anak Bahrum.
Suatu hari Rahman datang menjumpai anita di rumah Bahrum. Ia
mengajak Anita kembali bersamannya. Anak-anak Bahrum juga cepat akrab dengan Rahman.
Mereka bahkan berjanjo bertamasya ke Cibodas.
Sepulang dari Cibodas, Bahrum dan istrinya yang telah
menanti di rumah memperkenalkan Anita dan Rahman kepada istrinya. Pengalaman
itu mengubah Anita dan Rahman. Sesampainya di rumah. Rahman merangkul Anita.
Mereka bersatu kembali demi terwujudnya rumah tangga yang bahagia.
0 comments: