Rafilus
Pengarang : Budi
Darma
Penerbit : Balai
Pustaka
Tahun : 1988
Suatu ketika Jumarup, seorang kaya yang dermawan di Surabaya
mengundang Tiwar dalam pesta khitanan anaknya. Memang Jumarup mengundang banyak
orang, meskipun tidak dikenalnya. Selain Tiwar, Rafilus juga diundang. Sebagai
tuan rumah, Jumarup dan keluarganya justru tidak datang dalam pesta itu. Para
tamu hanya dilayani oleh pelayannya. Dalam pesta itu, Tiwar terus mengamati
Rafilus. Semakin diamati, semakin tampak keanehan pada Rafilus.
Belakangan diketahui, ketidak hadiran Jumarup pada pesta itu
adalah karena sakit parah.
Tiwar suka bertanya kepada opas pos tentang Rafilus. Dari
cerita Munandir sang opas pos, ia banyak mengetahui tentang Rafilus, misalnya
tempat tinggal, kebiasaan, dll. Konon Munandir sering diperlakukan baik oleh
Rafilus. Ia sering diberi makan dan uang. Dari cerita Munandir Tiwas tahu bahwa
Rafilus memiliki kekuata yang hampir sama dnegan Van der klooning, yaitu
seorang Belanda yang hidup sendiri seperti Rafilus. Ada juga seorang Belanda
lain yang memiliki perlakuan yang berlawanan dengan orang Belanda lainnya yaitu
Jaan van Kraal. Ia selalu arogan dengan setiap orang yang datang ke ruamhnya,
termasuk opas pos yang menyampaikan surat atau wesel kepadannya.
Tiwar secara berkala menerima surat dari Pawestri Keduanya
lalu datang ke Surabaya Kota untuk bertemu. Di situ mereka bertemu dan saling
jatuh cinta pada pandangan pertama. Lalu mereka sepakat untuk melangsungkan
perkawinan.
Entah perkawinan itu hanya lamunan Tiwar atau benar-benar
terjadi tidak menjadi soal bagi Tiwar. Yang penting Tiwar mengetahui asal usul
dirinya. Melalui surat surat Pawestri, Tiwar mengetahui bahwa gadisnya adalah
seorang anak yang tak jelas siapa bapaknya. Pawestri juga pernah bercerita
tentang kesibukan kantor yang membuatnya seperti mesin. Ada juga tentang cerita
siapa kedua orang belanda yang bernama Van der Klooning dan Hjaan van Kraal.
Suatu ketika Pawestri meminta kepada Tiwar agar bersedia
mempertemukan dirinya dengan Rafilus. Rupanya, Pawestri juga terpesona oleh
kenehan tubuh Rafilus. Menurut Pawestri, Rafilus adalah laki-laki yang mampu
memberi benih yang ia harapkan. Ia membayangkan anaknya kelak akan lahir
sebagai orang yang perkasa. Pawestri berusaha menarik perhatian Rafilus, namun
Rafilus sangat acuh terhadap Pawestri.
Tiwar yang ingin tahu lebih banyak tentang Rafilus segera
melakukan pencarian. Ia berhasil bertemu Rafilus di rumahnya. Namun hal itu
justru makin membuanya penasaran.
Setelah itu, berbagai peristiwa makin membuat tiwar terlelap
dalam pikiran-pikirannya. Ia mulai melantur kemana-mana. Munandir tewas
tergilas kereta. Ia sendiri nyaris tertabrak kereta yang sama. Lalu kecelakaan
beruntun. Ada seorang lelaki tertabrak sebuah mobil dan penabraknya kabur
begitu saja. Belakangan sang penabrak diketahui bernama Sinyo Minor, yang mati
ditabrak Rafilus.
Tiwar mulai mengetahui asal-usul Rafilus. Namun pada saat
akan terkuak, Rafilus justru tewas tersambar kereta.
Kematian Rafilus ternyata mengundang masalah lain. Tak ada
seorang-pun yang mengenali Rafilus. Semua bingung hendak dikubur dimana.
Beruntung datanglah Rabelin. Ia tak mengenal Rafilus, tetapi dia bersedia
mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan penguburan Rafilus.
Rafilus hanya diantar beberapa orang salah satunya Tiwar.
Pada saat yang sama, Jumarup mendadak mati. Ia juga dikuburkan di sana.
Mengingat Jumarup termasuk orang kaya, dermawan dan dikenal masyarakat, pemakamannya
diiringi oleh banyak pelayat. Akibat kematian Jumarup, ambulan Raflus Tersisih
karena jalan menuju pemakaman itu macet.
Ambulan tidak dapat bergerak. Lalu saat ambulan melewati rel
kereta api, medadak datang kereta api dan menyambar ambulan. Semua penumpang di
dalam ambulan segera turun. Mayat Rafilus, untuk kedua kalinya tertabrak
kereta. Kepalanya terlepas dan tertancap di tiang.
0 comments: