Friday, October 21, 2016

Menulis Fiksi

Menulis Karangan Fiksi

Kalian tentu sudah tahu apa itu fiksi bukan? Kalau belum tahu silahkan baca di sini! Fiksi mempunyai sifat rekaan, oleh karenanya dalam menulis karya fiksi membutuhkan imajinasi pengarang. 
Sebelum menulis kita harus memahami bahwa fiksi memiliki beragam bentuk yang dibedakan berdasarkan panjang pendeknya cerita. Tiga bentuk fiksi berdasarkan panjang pendeknya cerita, antara lain: cerpen, novelet, novel. Cerpen memiliki panjang cerita 1000-1500 kata. Novelet memiliki panjang 15000-45000 kata. Novel memiliki panjang lebih dari 45000 kata. Apa jenis karangan yang hendak kalian tulis? Pemilihan bentuk karangan ini penting karena hal itu akan menentukan alur penulisan nantinya. Sebuah cerpen memiliki cerita yang pendek, karena itu biasanya cerpen hanya memiliki satu konflik utama. Hal itu berbeda dengan novel yang bisa terdiri dari banyak konflik.

Pahami unsur pembangun fiksi di sini! 

Sebuah karangan terdiri dari dua unsur utama yaitu ide dan cara penyajian. Jadi, langkah pertama untuk memulai menulis karangan fiksi adalah menemukan ide.

Bagaimana menemukan ide untuk karangan fiksi?

Sudahkah kalian menemukan ide? Kalau belum silahkan segera cari! Menemukan ide tidaklah sulit. Ide bisa didapatkan dari hal-hal yang kita alami sehari-hari. Coba simak potongan cerpen berikut ini:

Temanku, kuberitahu suatu rahasia kecil. Tentang letak sesuatu. Bahwa jantung di kiri dan hati di kanan. Meski kuyakin kau telah tahu. Aku masih teringat masa dulu, kala kuberikan kepadamu salam hangat dari tangan kanan, lalu kau peluk aku dengan erat.
“Kau sudah bangun?”
“Hm...” sambil mengangguk lalu mengangkat alis, aku berusaha membuat suaraku bersahaja dihadapanmu pagi ini.
Pagi ini terasa beda dan bercahaya. Selepas pandang mata ini penuh dengan cahaya kegembiraan. Buku-buku di lemari kaca terlihat putih berbinar-binar, bunga-bunga di vas juga nampak berkilauan. Mungkin mata ini masih syahdu pada mimpi. Kucelupkan tangan ini pada gelas di lemari kecil sebelah kananku - lalu aku mulai mengulas mataku.
“Ah akhirnya ...” dengan tersenyum aku berucap karena mulai kulihat pandang kembali seperti sediakala.
“Ada apa?” tanyanya keheranan.
“Hmm ini aneh.. Tadi aku melihat bunga berkilauan, dan buku-buku berbinar binar. Setelah kuulasi mataku dengan air semua sudah kembali normal.”
“Benar kau sudah bangun?”
“Ya... mungkin”
“Mungkin?”
“Aku masih melihatmu berbinar-binar pagi ini, apa aku sudah bangun?”  
Tulisan di atas merupakan potongan cerpen yang hendak saya buat (xixixi). Ya ... sebenarnya inspirasi tulisan di atas saya dapatkan sehabis bangun pagi. Apabila ada yang bertanya apa cerita yang hendak dibuat dari tulisan tersebut? Maka saya juga bingung sebab saya juga belum menemukannya. 
Akan tetapi tiba-tiba saya membaca sebuah berita yang menarik dari Kompas tentang seorang anak bernama Brryan Jackson yang disuntik HIV oleh Ayahnya. Sang Anak pada umur 11 bulan diinfuskan darah positif HIV oleh ayahnya. Hal itu membuatnya hampir mati "Selain darah yang diinfuskan tidak cocok, darah itu juga mengandung virus HIV." Beberapa kali dokter menyerah dengan komplikasi yang timbul, namun ia mampu hidup sehat hingga kini dan tetap bersemangat.
Inilah yang saya maksud menemukan ide. Dari ide sekecil apapun, kumpulkan dan tulis! Hingga akhirnya kita memiliki banyak ide tulisan. Siapa tahu kita menemukan berita seperti Brryan Jackson. Setelah membaca artikel Brryan Jackson saya mencoba mengkomposisikan potongan cerita tadi menjadi suatu cerita indah nan romantis. Kalian tentu tahu apa itu HIV dan apa stigma negatif yang didapatkan dari masyarakat? Keinginan Jackson adalah menjadi ayah yang baik sebab ia mempunyai ayah yang buruk. Tapi coba pikirkan bagaimana rintangan penderita HIV yang ingin memiliki seorang anak, 'siapa wanita yang mau?', mendekat saja takut. Akhirnya, saya ingin membuat sebuah cerita mengenai Jackson yang menemukan pasangannya. Inilah ide utama yang akhirnya saya dapatkan. Lho katanya 'mana ada wanita yang mau bersamanya?', kok malah mau menulis Jackson yang akhirnya mendapat pasangan? Ingat!
Dalam dunia fiksi, tidak ada yang tidak mungkin
Justru sesuatu yang melampaui logika namun masih dapat diterima (maksud saya jalan cerita yang tidak bisa ditebak) akan menarik menjadi tulisan fiksi. Lho katanya pasangan kok dalam cerita di atas disebutkan 'temanku'? Coba pikir lebih dalam, mungkin maksud saya adalah teman abadi.

Membuat mind maping karangan fiksi

Setelah kalian menemukan ide utama, sekarang kembangkanlah dengan metode mind mapping. Prinsip dari metode ini adalah merapikan dan mengaitkan ide-ide menjadi sebuah map atau peta karangan. Keuntungan menggunakan mind maping adalah untuk menghindari ide-ide kecil yang tertinggal. Contoh mind maping:

Menuangkan ide pada tulisan

Untuk menuangkan ide yang telah kalian miliki ke dalam sebuah tulisan, hendaknya pahami dulu tahapan-tahapan menulis. Tahapan-tahapan menulis adalah sebagai berikut: 1) pramenulis, 2) menulis draf, 3) merevisi, 4) menyunting, 5) publikasi.

Apabila kalian sudah selesai membuat mind maping secara lengkap, berarti kalian sudah melewati tahap pramenulis. 

Tahapan menulis draf berupa kegiatan menulis, namun bentuk tulisan biasanya masih kasar. Ide yang telah kalian buat menjadi sebuah kalimat atau tulisan sifatnya sementara, atau masih bisa diubah. Pada tahap ini, kalian tidak perlu mengkhawatirkan tipografi tulisan (EYD dan mekanik 'titik, koma, dsb.'). 

Merevisi merupakan kegiatan memperbaiki, menambahkan ide baru ke dalam karangan yang telah kita tulis. Untuk dapat melakukan revisi dengan baik, kita harus tekun dan teliti membaca kembali seluruh draf yang telah kita buat. Kalian juga boleh meminta bantuan teman untuk memberikan tanggapan terhadap tulisanmu.

Menyunting tulisan merupakan kegiatan memperbaiki aspek tata tulis atau kebahasaan serta kesalahan-kesalahan mekanik.

Publikasi: salah satu kebahagiaan penulis adalah apabila tulisannya dibaca orang lain, jadi publikasikan segera tulisanmu agar dapat bermanfaat bagi orang lain!








Previous Post
Next Post

1 comment: