Teks Deskripsi
Deskripsi ialah pemaparan atau penggambaran degan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atu keadaan. Teks deskripsi ditulis untuk menggabarkan apa yang dilihat, didengar, dicium, atau yang dirasakan hingga kesimpulan penulis terhadap suatu objek. Karena itu, teks deskripsi merupakan suatu hasil observasi pancaindra yang kemudian disampaikan penulis kepada pembaca melalui kata-kata. Kualitas teks deskripsi sangat dipengaruhi oleh tingkat pengamatan penulis.
Secara garus besar, teks deskripsi dibedakan menjadi dua macam.
Teks Deskripsi Ekspositori
Deskripsi ekspositori biasanya isinya merupakan daftar rincian objek yang disusun menurut sistem dan urutan yang logis. Setiap objek memiliki urutan logikanya sendiri-sendiri. Misalnya mendeskripsikan orang, tentunya logis apabila diurutkan dari atas ke bawah terlebih dahulu.
Deskripsi ekspositori biasanya juga digunakan untuk mendeskripsikan suatu proses. Proses tersebut biasanya juga memiliki urutan logisnya. Misalnya kita hendak mendeskripsikan proses menanak nasi, tentunya penulis harus mengikuti tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses menanak nasi.
Teks Deskripsi Impresionistis
Deskripsi impresiuonistis juga biasa disebut deskripsi stimulatif. Tulisan ini menggambarkan impresi/kesan penulisnya. Tulisan ini tidak terikat pada objek yang dideskripsikan, akan tetapi lebih mendahulukan impresi penulis terhadap objek ketika melakukan observasi.
Dalam menulis teks jenis ini, urut-urutan yang digunakan bukan lagi urutan logika, akan tetapi kuat lemahnya kesan penulis terhadap objek yang diamati. Misalnya saja seseorang hendak mendeskripsikan rumah barunya, atau rumah temannya, kesan apa yang ingin ditonjolkan penulis? Bisa saja kebersihanya, strukturnya, atau lokasinya.
Yang Perlu Diperhatikan dalam Menulis Teks Deskripsi
Dalam menulis teks deskripsi, ada hal yang harus diperhatikan oleh penulis yaitu: fakta. Karena teks deskripsi merupakan hasil dari observasi panca indra, maka penulis harus mengutarakan fakta yang ia dapatkan dalam observasinya. Bedakan antara fakta dan realita. Apalagi aneh tapi nyata! Untuk membedakannya, lihat contoh di bawah!
Membedakan Teks: Fakta / Realita/ Aneh tapi nyata.
Teks 1
Di jakarta banyak kampung kumuh, kebersihan tidak terjaga. Banyak rumah-rumah sempit di pinggir sungai. Selain kampung kumuh, masih banyak sungai yang penuh sampah. Pekerjaan penduduk yang tinggal di kampung kumuh tersebut juga tidak menentu.
Teks 2
Ketika saya di Jakarta, saya melihat rumah reyot di pinggir sungai. Rumah itu terkesan hampir rubuh. Dindingnya terbuat dari kayu dan terlihat sudah lapuk. Atapnya sudah banyak yang hilang. Di sana tinggal laki-laki berbadan kurus dengan pakaian compang-camping.
Bandingkan contoh teks 1 dan teks 2. Teks pertama penulis mendeskripsikan hal-hal yang benar. Hal yang dideskripsikan oleh penulis dan juga dapat dibuktikan kebenarannya. Tanpa dibuktikan pun orang-orang sudah tahu. Tulisan seperti ini dinamakan realita.
Dalam teks yang kedua, penulis mendeskripsikan hal-hal yang dilihatnya pada waktu di Jakarta. Pembaca harus percaya terhadap tulisan tersebut semasa tulisan tersebut masih masuk akal/ sesuai dengan realita.
Tulisan menjadi "aneh tapi nyata" apabila penulis kedua menambahkan bahwa di sana tinggal laki-laki berbadan tegap dan kekar dengan memakai jas dan mobil mewah. Hal itu menjadi sulit di nalar (aneh) karena rumah reyot pinggir sungai ditinggali laki-laki tegap memakai jas dan punya mobil. Tapi hal itu juga bisa saja terjadi mengingat baru saja diberitakan di televisi mengenai pengemis tertangkap membawa uang tunai 90 juta (tidak percaya? klik ini.
Acuan Penulisan:
Marahimin, Ismail. 2008. Menulis Secara Populer. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
0 comments: